Sujarwo, pria usia kepala lima asal Kelurahan Tempurejo, Kota Kediri, Jawa Timur itu membuka lapak jualannya di kampungnya sendiri. Ia khusus memperjualkan hewan kurban jenis kambing.
Lapaknya itu berada di lahan kosong kemudian dibangunnya tenda dengan puluhan tiang bambu. Tiang itu berfungsi sebagai tempat pengikat tali kekang beragam hewan dagangannya mulai kambing Jawa hingga kambing Etawa.
Kambing-kambing itu ia datangkan dari berbagai daerah di Kediri maupun luar daerah. Harga jualnya kisaran Rp 1.500.000 sampai Rp 3.500.000. Harga tergantung jenis dan postur tubuhnya.
Meski demikian, untung yang didapatnya hanya kisaran Rp 50.000 tiap ekornya. Bersama dua pekerjanya, ia mulai membuka lapak setiap tiga minggu menjelang hari raya kurban atau Idul Adha.
Hal itu terus berulang selama puluhan tahun. Selama menjalankan usahanya itu, pria yang kesehariannya berprofesi sebagai tukang sembelih kambing ini, telah merasakan beragam pengalaman. Keuntungan maupun gulung tikar pernah dialaminya.
"Enam tahun yang lalu, saya rugi Rp 18 juta," kata Sujarwo ditemui Kompas.com, Selasa (8/10/2013) kemarin.
Kerugian itu menurutnya terjadi karena mahalnya harga kambing. Harga menjadi mahal karena saat itu harga kebutuhan bahan pokok juga melambung tinggi. Kondisi yang menurutnya hampir sama dengan musim kurban saat ini.
"Cuaca panas, semua mahal. Persis seperti sekarang ini," imbuhnya.
Saat ini harga kambing kurban meningkat, tapi tidak dibarengi peningkatan jumlah permintaan. Pengalamannya tahun sebelumnya, dalam waktu enam hari jualan, ia mampu menghabiskan 100-150 ekor kambing. "Tapi saat ini baru laku sekitar 20 ekor," katanya.
Padahal biaya yang dikeluarkannya juga tidak sedikit. Setiap harinya harus memberi pakan puluhan kambingnya. Pakan berupa dedaunan, katul, hingga kulit kedelai itu ia dapat dengan cara membeli. Belum lagi biaya obat-obatan jika ada kambing yang sakit, hingga biaya tenaga dua karyawannya.
Namun ia mengaku tidak kapok maupun patah arang. Merugi, menurutnya hanya sisi lain dari untung. Suatu saat kerugiannya itu akan tertutup oleh keuntungan yang ia dapat.
"Semoga sisa waktu yang ada (hingga sebelum Hari Raya), banyak pembeli yang datang. Kalau nggak laku, ya dijual lagi tahun depan." harap Sujarwo.
Editor : Glori K. Wadrianto
Anda sedang membaca artikel tentang
Sujarwo, 35 Tahun Berjualan Kambing Kurban
Dengan url
https://agetoddlernutrition.blogspot.com/2013/10/sujarwo-35-tahun-berjualan-kambing.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Sujarwo, 35 Tahun Berjualan Kambing Kurban
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Sujarwo, 35 Tahun Berjualan Kambing Kurban
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar